Rekam medis sebagai
catatan dan ingatan tentang praktik kedokteran telah dikenal orang sejak zaman
palaelolitikum ± 25.000 Sebelum Masehi (SM) yang ditemukan di gua batu di
Spanyol. Di zaman Babylon, pengobat di Mesir, Yunani dan Roma menulis
pengobatan dan pembedahan yang penting pada dinding-dinding gua, batang kayu
dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang dibakar.
Rumah
sakit St. Bartholomew London, Inggris, merupakan rumah sakit yang menyimpan
rekam sejak dibuka pada tahun 1137. Pada saat Raja Henry ke 8 (1509-1547)
berkuasa, rumah sakit tersebut membuat peraturan tentang menjaga kerahasiaan
dan kelengkapan isi rekam . Pada jaman itu perkembangan ilmu kedokteran
semakin pesat diikuti pula perkembangan pencatatan ke dalam
rekam yang digunakan untuk pengelolaan pasien. Inilah rumah sakit pertama
yang mempunyai perpustakaan kedokteran yang kini catatan tersebut dapat
disamakan dengan rekam .
Selanjutnya,
dengan mulai dikenalnya ilmu statistik pada abad 17-18 peranan data rekam
menjadi sangat penting untuk menghitung angka kesakitan dan kematian di rumah
sakit tertentu atau pada wilayah tertentu. Di Amerika, Rumah Sakit Penzylvania
yang didirikan pada tahun 1752 menyimpan indeks pasien yang disimpan sampai
sekarang. Sedangkan Rumah Sakit Massachusete, Boston, oleh pustakawan Grace
Whiting Meyers (1859 -1957) mulai membuatkan katalog catatan-catatan
rekam pasien dan mengenalkan terminologi medik (istilah-istilah
kedoteran).
Kebutuhan
tentang rekam medis di seluruh dunia pada awal abad 20 semakin berkembang
dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong didirikannya
asosiasi-asosiasi perekam medik di setiap negara. Akreditasi pelayanan
kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan
dan administrai untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam rekam medik dan
pengelolaanya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu, para perekam medik
mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medik disetiap negara di
dunia ini. Misalnya, di Amerika didirikan American Health Information
Management Association (AHIMA) dan perhimpunan di dunia menyatu
dalam International Health Record Organization (IFHRO), sedangkan di
Indonesia bernama Perhimpunan Organisasi Profesional Perekam Medik dan
Informatika Kesehatan Indonesia (PORMIKI).
Seiring
dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga perekam medis di Indonesia,
maka didirikanlah Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes semarang berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Badan PPSDM Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Nomor HK.03.05/1.2/03060/2012
tentang pembentukan Jurusan Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan tanggal 26 April 2012.
Comments
Post a Comment